Suntik Gonore vs Minum Obat, Mana yang Lebih Efektif?

Suntik Gonore

Sebenarnya, kedua metode pengobatan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu membunuh bakteri gonore hingga habis total. Sayangnya, sebagian orang masih mengira kalau minum obat saja sudah cukup untuk mengobati infeksi gonore. Lantas, apa benar demikian? 

Agar Anda tidak salah memilih keputusan yang membuat infeksinya semakin parah, pelajari penjelasan berikut ini! 

Cara Kerja Pengobatan Gonore dengan Suntik Injeksi

Suntik injeksi adalah salah satu metode pengobatan gonore yang paling efektif dan sering direkomendasikan oleh tenaga medis. Jenis suntikan yang digunakan umumnya mengandung antibiotik khusus untuk menghentikan pertumbuhan bakteri gonore di tubuh Anda. 

Antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri Neisseria gonorrhoeae, sehingga bakterinya tidak bisa berkembang biak. Pada akhirnya, bakteri gonore perlahan-lahan akan mati dan hilang dari tubuh Anda. 

Reaksi dari suntikan ini biasanya akan mulai terasa dalam waktu 24 jam dengan tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, terutama jika dilakukan sesuai anjuran dokter. Jika dibandingkan dengan cara pengobatan lain, suntik gonore mampu menurunkan risiko resistensi bakteri dan efeknya lebih cepat. 

Cara Kerja Pengobatan Gonore dengan Minum Obat 

Dokter akan meresepkan obat antibiotik oral dengan dosis dan jadwal tertentu untuk diminum. Ketika Anda meminum obatnya, kandungan senyawa kimia di dalamnya mampu menghentikan pertumbuhan bakteri Neisseria gonorrhoeae, meskipun membutuhkan waktu lebih lama untuk benar-benar sembuh. 

Meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri gonore juga bisa didapatkan dari minum obat secara rutin. Dengan begitu, infeksi gonorenya akan berangsur-angsur mati dan hilang dalam kurun waktu 7 hari saja dari tubuh Anda. 

Baca juga “Apakah Obat Gonore Resep Dokter Terbukti Aman & Efektif?

Perbandingan Efektivitas Suntik Gonore vs Minum Obat 

Sudah menemukan pilihan antara suntik atau minum obat untuk menyembuhkan gonore di tubuh Anda? Kalau masih bingung, perhatikan perbandingan keduanya berikut ini: 

1. Kecepatan Durasi dalam Membunuh Bakteri Gonore 

Dibandingkan minum obat, suntik antibiotik bekerja lebih cepat untuk membasmi bakteri gonore dalam tubuh. Antibiotik yang disuntikkan akan masuk ke aliran darah, sehingga mampu membunuh bakteri gonore dalam hitungan jam atau hari. 

Sementara itu, pengobatan gonore dengan cara diminum membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap tubuh. Tidak heran jika efek pengobatannya baru bisa terasa antara 1–3 hari setelah Anda meminum dosis pertama. 

2. Risiko Kambuh 

Jika Anda melakukan pengobatan gonore dengan suntik antibiotik, kemungkinan infeksinya untuk kambuh akan lebih rendah dibandingkan sekadar meminum obat. Antibiotik yang disuntikkan melalui pembuluh darah disinyalir bekerja lebih cepat menyebar ke seluruh tubuh, sehingga lebih efektif untuk membasmi bakteri gonore sampai benar-benar hilang.

Sebaliknya, minum obat harus dilakukan secara rutin sesuai jadwal dan dosis dari dokter. Risiko kambuh akan lebih tinggi terjadi jika resep obat tidak diminum sampai habis atau ada jadwal minum obat yang terlewat. 

Walaupun begitu, kambuh atau tidaknya infeksi gonore dipengaruhi juga oleh perilaku seksual yang Anda lakukan setelahnya. 

3. Tingkat Keparahan Infeksi 

Minum obat masih menjadi salah satu pilihan pengobatan yang efektif untuk mengobati infeksi gonore tahap ringan atau sedang. Asalkan konsumsinya teratur dan sesuai dengan resep dokter. Namun, jika infeksinya sudah masuk ke tahap yang lebih parah, pengobatan dengan cara suntik akan lebih disarankan. 

Hal ini karena suntik bekerja lebih cepat dan langsung masuk ke dalam aliran darah, sehingga lebih efektif dalam menangani infeksi yang sudah meluas. Dengan kata lain, semakin parah infeksinya, semakin tinggi kemungkinan dokter akan merekomendasikan suntik sebagai pilihan utama untuk memastikan pengobatan berjalan optimal. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pengobatan Gonore 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi jenis pengobatan gonore. Umumnya, dokter akan merekomendasikan cara pengobatan yang berbeda untuk masing-masing orang, karena tidak semua kasus gonore bisa disembuhkan dengan cara yang sama. 

Simak faktor-faktor penting berikut ini agar Anda tidak salah pilih metode pengobatan gonore yang tepat untuk Anda! 

1. Riwayat Alergi Antibiotik

Jika seseorang memiliki alergi terhadap jenis antibiotik tertentu, maka penggunaan obat tersebut bisa menimbulkan efek samping yang serius, mulai dari ruam kulit, gatal-gatal, hingga reaksi alergi berat seperti sesak napas atau anafilaksis. 

2. Tingkat Keparahan Infeksi 

Jika infeksi masih ringan dan belum menyebar, dokter biasanya akan meresepkan pengobatan yang lebih sederhana dan bisa dikonsumsi di rumah. Namun, pada kasus yang sudah parah seperti infeksi di area panggul, saluran kemih bagian atas, atau menyebabkan nyeri hebat, biasanya pengobatannya akan lebih agresif dengan melakukan suntik antibiotik. 

3. Ketersediaan Obat/Suntik di Klinik

Tidak semua fasilitas kesehatan memiliki stok lengkap, terutama untuk antibiotik suntik yang membutuhkan penyimpanan khusus dan prosedur administrasi yang lebih ketat. Di sisi lain, minum obat lebih mudah dilakukan, sehingga sering menjadi alternatif suntik gonore. 

Kalau Anda sedang mencari klinik penyakit kelamin yang menyediakan stok obat dan suntik gonore lengkap, periksakan diri Anda ke DVX Medical Clinic. Di sini, tersedia berbagai tindakan dan jenis pengobatan efektif untuk menyembuhkan gonore. 

4. Biaya Pengobatan 

Harga seringkali menjadi pertimbangan penting bagi penderita gonore dalam menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Tidak sedikit orang yang tergoda memilih cara pengobatan yang murah seperti membeli antibiotik tanpa resep dokter hanya demi menghemat biaya. 

Padahal, pengobatan dengan harga yang lebih mahal di awal justru bisa menjadi jaminan kesembuhan yang menjanjikan. Dengan perawatan medis sesuai dosis, durasi, dan jenis antibiotik rekomendasi dokter, infeksi gonore Anda bisa sembuh total dan tidak berisiko kambuh lagi. 

Sebaliknya, pengobatan yang tidak selesai dan asal-asalan justru meningkatkan risiko infeksi berulang, komplikasi, bahkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Kalau dihitung-hitung, biaya pengobatannya akan menjadi lebih mahal dan peluang sembuhnya makin kecil. 

Apa Efek Samping Suntik Gonore dan Minum Obat? 

Pengobatan gonore dengan cara suntik maupun minum obat sama-sama memiliki potensi efek samping. Selama pengobatannya di bawah pengawasan dokter, efek samping yang Anda rasakan akan lebih minim. Beberapa efek samping ringan dari suntik gonore adalah berupa nyeri atau kemerahan di area bekas suntikan, demam ringan, dan badan lemas. 

Sementara itu, pengobatan dengan cara minum obat terkadang menimbulkan rasa mual, sakit perut, diare, atau pusing. Meskipun jarang, reaksi alergi seperti gatal-gatal, pembengkakan, atau sesak napas yang muncul setelah minum obat juga perlu diwaspadai agar mendapatkan penanganan medis. 

Untuk memperkecil efek sampingnya, kedua cara pengobatan gonore tersebut harus diawasi oleh dokter spesialis penyakit kelamin. Di samping itu, Anda juga dianjurkan untuk tidak menghentikan pengobatan sebelum waktunya dan sesuai dosis yang diresepkan..Jika Anda tidak teratur minum obat, maka bakterinya bisa menjadi kebal dan sulit diobati. 

Masih Ragu Melakukan Suntik Gonore di Klinik SpKK? 

Mengobati gonore dengan suntik antibiotik sudah direkomendasikan oleh beberapa lembaga kesehatan dunia seperti WHO dan CDC. Jadi, Anda tidak perlu ragu lagi untuk menjalani pengobatan ini karena sudah terbukti efektif mengobati gonore. 

Konsultasikan keluhan gejala gonore yang Anda rasakan bersama dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin terdekat agar diagnosisnya tepat. Jadwalkan appointment sekarang dengan mengklik tombol link di bawah ini!!